Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkap
1. Menguatka n Jiwa.
Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginann ya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendali kannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.
Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihka n penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahka n manusia pada kesesatan. Allah memerintah kan kita memperhati kan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya:
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkan nya sesat berdasarka n ilmu-Nya.” (QS 45:23).
Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendali kan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pint u langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
“Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).
2. Mendidik Kemauan.
Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-su ngguh dalam kebaikan, meskipun untuk melaksanak an kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertaha nkan keinginann ya yang baik, meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar.
Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan : Puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasil an atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaa n yang dialami sangat sulit.
3. Badan.
Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukann ya lagi. Mereka berkesimpu lan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistiraha tkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaiman a juga mesin harus diistiraha tkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.
4. Mengenal Nilai Kenikmatan .
Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukuri nya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena mengingink an dua, dapat dua tidak terasa nikmat karena mengingink an tiga dan begitulah seterusnya . Padahal kalau manusia mau memperhati kan dan merenungi, apa yang diperolehn ya sebenarnya sudah sangat menyenangk an karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.
Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhati kan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehn ya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaa n yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutny a menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilka n arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil.
Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumka n: "Sesungguh nya jika kamu bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkar i (nikmat-Ku ), maka sesungguhn ya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).
5. Mengingat dan Merasakan Penderitaa n Orang Lain.
Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaa n yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara penderitaa n orang lain entah kapan akan berakhir.
Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhka n dan memantapka n rasa solidarita s kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaa n yang hingga kini masih belum teratasi. Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidarita s itu, sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap kita bisa mengatasi persoalan- persoalan umat yang menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentinga n orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang mengeluark annya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya . Allah berfirman yang artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihk an dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhn ya do’a kamu itu (menjadi) ketentrama n jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).
LIHAT YANG LAINNYA KLIK DISINI
LIHAT YANG LAINNYA KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar